JaBoDeTaBek & BoPunCur.
Bagi Anda yang berdomisili di daerah Jawa Barat, pasti sering mendengar istilah Jabodetabek & Bopuncur tersebut, yaitu Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi dan Bogor-Puncak-Cianjur. Istilah singkatan nama tersebut biasa digunakan oleh para Aparat Kepolisian kita. Entah kenapa mereka selalu menyingkat berbagai nama. Seperti dalam manajemen investigasi kepolisian, adalah istilah Si-A-Di-De-Men-Ba-Bi ??? apaan tuh artinya? he heeee . . .
Sebagai orang yang pas-pasan, kalau pergi-pergi serba salah. Apalagi kalau jarang keluar rumah. Selalu ngalamin kemacetan. Bawa kendaraan jadi bikin jengkel kalau kena macet. Akhirnya naik angkutan umum jadi pilihan. Yang tadinya dianggap akan lebih santai kalau naik angkot, taunya pas kena macet jengkel juga. Santai sih santai, gak pusing mikirin jalan. Tapi gerah nya itu loh? Wadooooh, ampe mandi keringat. Mau gimana lagi? Kalau angkutan jarak dekat kan gak ada yang pake AC?
Pantas saja kalau orang bule yang melancong di negeri kita, lebih milih jalan kaki, biar gak kena macet. Dan mereka berpakaian santai saja dengan kaos tipis, jadi gak merasa kegerahan. Tapi kalau mereka sih emang gak perlu buru-buru, namanya juga lagi liburan. Gak seperti kita yang memerlukan percepatan waktu. Pas terbentur dengan kemacetan, itulah kendala yang selalu menjengkelkan.
Yahhhh, itulah prapatan Ciawi, Sebuah pintu gerbang pariwisata yang selalu macet dan macet. Hari biasa macet, apalagi hari libur. Belum lagi kalau kebetulan ada penutupan jalan satu arah dari puncak. Fiuhhhhh, makin parah dah macet nya!
So, bagi Anda yang punya rencana bepergian lewat ciawi, sebaiknya perhitungkan baik-baik jadwal nya. Kecuali jika Anda sudah terbiasa dengan kemacetan, gak dikejar waktu, bawa mobil yang nyaman dan ber-AC. Atau mungkin memang sudah terpaksa harus menghadapi kemacetan tersebut karena sebuah kepentingan.
Bagi sebagian orang yang memang rutin melewati Ciawi, karna pulang-pergi untuk kerja atau pulang kampung mingguan, jelas mereka sudah punya cara masing-masing. Tapi bagi Anda yang belum paham, tentu harus pintar-pintar mengatur waktu agar tidak terbuang percuma. Siapa juga sih yang merasa diuntungkan dengan kemacetan? Para pedagang kaki-lima pun sering merasa jengkel dengan kemacetan.
Jadi saran saya, aturlah jadwal keberangkatan Anda dengan baik, agar ketika lewat Ciawi itu sekitar malam hari atau dini hari. Karna mulai jam 9 malam sampai jam 5 pagi itu sudah tidak terganggu lagi oleh angkutan umum yang sering bikin macet. Dan tentunya kegiatan orang-orang lain di daerah pasar Ciawi pun sudah berkurang.
Memang benar jika angkutan umum kecil, minibus dan bus besar, sering bikin macet karena cari penumpang. Tapi kita tidak bisa menyalahkam mereka begitu saja. Yang jelas, karena konsumen angkutan umum nya saja yang jarang. Karena jika pengguna angkutan banyak, para sopir angkutan pun gak akan berlama-lana memenuhi jalan. Dan otomatis jalan pun gak akan macet.
Para Polantas juga gak bisa disalahkan begitu saja, karena mereka juga manusia yang punya rasa. Mengerti akan kebutuhan masing-masing sopir angkutan yang sedang berusaha mencari nafkah untuk para keluarga nya. Kecuali jika situasi lalulintas sudah parah, baru mereka turun tangan untuk mencairkan kemacetan. Walaupun macet, paling tidak, bisa "PaMerSuSu" lah, (Padat Merayap Susul menyuSul).
Kesimpulannya, dari pada kita berbenturan kepentingan dengan mereka yang terbiasa dengan cuaca panas dan kemacetan, lebih baik kita mengalah tapi mencari celah waktu. Agar perjalanan kita lancar dan tidak membosankan. Dengan begitu kita bisa menghindari pemborosan biaya, waktu dan tenaga. Adakah orang yang berpendapat jika kemacetan itu tidak membuat pemborosan berbagai hal?
Okkay, sekian dulu tips dan info dari saya. Semoga bermanfaat bagi Anda yang berkepentingan. Salam sejahtera and sukses selalu!
0 komentar :
Post a Comment