Curahan Hati Yang Galau

Aku Masih Menunggumu

Menunggumu 03Banyak orang bilang, cinta itu tak kenal usia, emang bener juga sih. Seperti yang sedang saya alami sekarang.  Umur udah tua, tapi tetap masih butuh cinta? Ha haa, lebay gak sih? Gak ah.  Woles ja kélèèèès.
Tapi itulah, dalam kesendirian ini, ku tetap butuh seorang pendamping, tuk menjalani hidup yang sementara ini. Tuk menambah semangat dalam berjuang dan memperbanyak ridho Ilahi. Berjuang bersama, beribadah bersama. Dalam jalinan kasih, dalam jalinan rumah tangga.
Asa ku tuk memiliki dia, masih belum sirna hingga kini. Anganku tuk hidup bersamanya, masih tertanam kuat di hati ini. Setiap gundah dan keraguan yang muncul, kadang menjadi sebuah gejolak dan perang batin dalam diri, karena rasa butuh akan dirinya sangat kuat.
Aku sadar akan perbedaan usiaku dengan nya. Dan hal ini juga yang kadang membuatku merasa “kalah sebelum bertanding”. Dan aku harus “siap”, dan mempersiapkan diri untuk menerima “kekalahan” itu. Paling tidak, jika memang dia bukan takdirku, aku harus bisa menerima dengan sadar dan “ikhlas”. Secara fisik pun wajar jika dia bukan jodohku. Dia masih muda belia, aku sudah tua. Dia masih segar, aku sudah peot? (lha? Baru sadar? Sejak kapan?)
Tapi bukankah ada pepatah mengatakan; “there’s nothing imposible?”
Menunggumu 04Yahhhh, kata-kata “mungkin”, “semoga saja”, “mudah-mudahan”, semua kata-kata inilah yang masih membuatku bertahan. Masih membuatku “setia” menunggu dirinya. Menunggu takdir Ilahi. Dan aku selalu berpikiran positif, tak ada salahnya aku berharap hidup bersamanya, karena hanya dia yang bisa membuat hidupku semangat.
Sejak mengenalnya, hari-hariku penuh dengan semangat. Semua tujuan hidupku hanya untuk mengejar keinginan hidup bersamanya. Jika sehari saja tidak ada komunikasi dengannya, semangatku langsung turun. Apalagi jika tidak tahu keberadaannya, dan belum jelas alasannya kenapa tidak ada kontak, pikiranku langsung saja kacau, hatiku langsung gelisah. Istilah sekarang tu “gegana” katanya.
Seringkali prasangka buruk bergejolak di hati dan pikiran. Sering kali pula prasangka baik selalu menentramkan hati dan pikiran ini. Dan jika sudah terjadi kondisi seperti ini, hanya paru-paru saja yang bisa membantu menentramkan hati dengan menarik nafas dalam-dalam, dan menghembuskannya dengan keras.  Huffftttt, ………. inilah deritaku, …………… derita gue (DG).
Tapi apapun yang sudah terjadi dan apapun yang akan terjadi, aku akan terus berusaha dan terus berdo’a. yahhhhhh, kembali kita gunakan kata-kata tadi, “mudah-mudahan” dan “semoga saja” takdirku untuk hidup bersamanya sudah tercantum di “lauhil mahfuz” sana. Dan semoga saja Tuhan pun sudah mentakdirkan aku dengan dia untuk bisa bersatu dalam jalinan rumah tangga secepatnya. Amin YRA.
Menunggumu 05
By the way, ada yang senasib gak neh sama saya ???

0 komentar :

Post a Comment